Apa yang ada dalam benak Anda, saat mendengar kata "sampah"?
Apakah sampah selalu Anda identikkan dengan efek negatif yang ditimbulkannya ?
Persepsi seseorang terhadap sesuatu, sangat mempengaruhi cara seseorang memperlakukan sesuatu itu.
Begitu pula dengan "sampah". Apapun yang dipersepsikan sebagai sampah, niscaya akan diperlakukan layaknya sampah pula. Dibuang begitu saja dan tidak diolah, layaknya barang yang tidak punya nilai guna.
Lain halnya, jika "sampah" di-persepsi-kan sebagai barang berharga. Ia akan diperlakukan layaknya barang bernilai guna yang memiliki nilai jual. Inilah yang terjadi pada Sistem Bank Sampah. Sebuah manajemen atau alur pengelolaan sampah, khususnya an organik, yang dilakukan sejak dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Sampah dikelola secara kolektif dan sistematis, sehingga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan juga berdampak ekonomis bagi masyarakat.
Sama halnya dengan bank pada umumnya, bank sampah juga dikelola secara profesional. Ia pun memiliki nasabah, pengurus, sistem administrasi dan aturan lainnya. Bedanya adalah, jika bank pada umumnya yang ditabung adalah uang, maka di bank sampah, yang ditabung adalah sampah.
***
Bagaimana cara menjalankan Sistem Bank Sampah ?
Semua berawal dari pemilahan sampah. Syaratnya, sampah kering, wajib dipilah atau disendirikan menurut jenisnya, sejak dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Maka itulah, tiap rumah wajib memiliki sarana untuk menampung sampah terpilah. Semacam glangsing, plastik besar atau sejenisnya.
Dalam kurun waktu yang disepakati, secara rutin, nasabah membawa sampahnya yang sudah terpilah, untuk disetorkan ke bank sampah. Nasabah adalah warga atau masyarakat yang secara rutin menabung sampahnya di bank sampah. Selain itu, Ia juga terikat dengan peraturan maupun kesepakatan yang ada pada sistem bank sampah.
Buku yang dibawa nasabah, saat datang ke bank sampah, adalah Buku Tabungan Nasabah. Buku ini berisi catatan berapa rupiah jumlah tabungannya di bank sampah,catatan jenis sampah apa saja yang dibawa beserta berat masing-masing.
Sesampainya di bank sampah, nasabah akan melalui proses TIGA LANGKAH. Langkah Pertama, nasabah absen terlebih dahulu sekaligus mencatat jenis sampah apa saja yang dibawa. Kemudian di Langkah Kedua, sampahnya akan ditimbang sesuai jenis, sembari itu pengurus bank mencatat berat tiap jenis sampah tersebut. Langkah Ketiga,nasabah membawa Buku Tabungannya ke pengurus bank sampah, untuk dituliskan berapa rupiah sampah yang dihasilkan pada penjualan saat itu. Di langkah ketiga pula, pada Buku Besar, pengurus mencatat berapa kilogram dan rupiah yang dihasilkan dari sampah yang ditabung tiap nasabah.
Proses di bank sampah selesai, nasabah pulang. Ia pun sudah mengetahui berapa rupiah dan jenis maupun berat sampah yang ditabung. Begitu juga, data tersebut sudah direkap oleh pengurus di Buku Besar.
Mudah bukan ? Selamat mencoba...
0 komentar:
Posting Komentar